Info Menarik & Cerita Menarik
Luahan Hati Suami Nurul Izzah
Kisah perkahiwnan yang dikatakan goyah oleh pasangan Nurul Izzah dan suami telah tersebar dan mendapat liputan minggu lalu.
Beberapa blog ada mendedahkan luahan yang disuarakan Raja Ahmad Shahrir menerusi Twitter miliknya sejak November lalu.
Antara luahan Raja Ahmad Shahrir, 35, kepada Nurul Izzah, 33, adalah:
1 Januari:
“Take care sayang, sleep tight
Izzah, my Princess of the misty light;
New resolution, for the upcoming;
New year, new dawn, new beginning”
(Jaga diri sayang, tidur lena Izzah,
Puteriku dalam cahaya yang berkabus;
Azam baharu untuk tahun baharu;
Fajar baharu, permulaan baharu)
29 Disember:
“mulanya duka kini lara
teman tiada hanyalah sendu
bila rindu mula membara
itulah tanda cinta padu”
27 Disember:
“Almighty God, it is only to You I depend on to hear and answer my sincere and heartfelt prayers. Grant me this and I will be forever grateful”
(Tuhan yang Maha Kuasa, hanya kepada Engkaulah aku berserah untuk mendengar dan memakbulkan doa-doaku yang jujur dan tulus ikhlas. Makbulkan doaku dan aku akan bersyukur buat selama-lamanya)
27 Disember:
“Sesungguhnya kehidupan ini bukan mudah, kita sama-sama kuatkanlah iltizam untuk memperbaiki keadaan, Allah akan menghulurkan bantuan-Nya pada kita”.
27 Disember:
“Turunkanlah kasih sayang pada hamba-Mu dan keluarga hamba-Mu ini, kuatkanlah ikatan kebahagiaan rumah tangga sehingga ke akhir hayat kami”.
27 Disember:
“Lindungilah kami dari pengaruh syaitan yang direjam dan bantulah kami hamba-hamba-Mu agar memahami dan mendalami agama-Mu secara ikhlas”.
27 Disember:
“God is Great, to Him we submit. Our lives, choices and feelings are of Your grace. Hear out your humble servant, let not she be disgraced”
(Tuhan Maha Besar, kepada-Nya kita berserah. Hidup, pilihan dan perasaan kami bergantung kepada sifat Maha Pemurah-Mu. Dengarlah rintihan hamba-Mu yang hina ini, jangan biarkan dia dimalukan).
19 Disember:
“Simbahan cahaya bulan mengembang,
Bayangan sebalik pokok gaharu,
Kalau bahaya menimpa abang,
Jagalah Harith, Safiyah semampu”
18 Disember:
“Bulan purnama menerangi malam yang dingin di Kerteh, tidak dapat mengubati rindu kepada isteri dan anak-anak”
9 Disember:
“Aku memohon pada-Mu agar hati yang keras menjadi lembut, dan perasaan kasih sayang, sikap toleransi, sabar menjadi lumrah kehidupan kami.”
3 Disember:
“Lancang kuning lancang pusaka,
Nampak dari Tanjung Tuan,
Kalau kering laut Melaka,
Barulah saya lupakan puan”.
29 November:
“Masuk hutan berburu musang,
Musang mati diselit seluar,
Macam mana hati tak bimbang,
Ayam di sangkar disambar ular”.
29 November:
“Akar nibong meresap-resap,
Tanah Segambut dibawa perahu,
Kampung terbakar keluar asap,
Hati terbakar siapa yang tahu”.
28 November:
“Mendoa mengenang arwah tok yan,
Bertongkat dagu membawa diri,
Mata mengantuk mahu dilayan,
Mengharap rindu si tuan puteri.”
- Utusan -
Posting Komentar